Seni photography sendiri memiliki peran yang cukup penting di Indonesia dalam mengabadikan momen penting perjuangan di Indonesia. Banyak kegiatan penting yang terdokumentasi. Seperti apa sih sejarah perkembagan seni photography di Indonesia?
Photograhy Hanya Digunakan Oleh Belanda Sebelum tahun 1870
Sejarawan mencatat bahwa sekitar tahun 1841, kerajaan Belanda memerintahkan salah satu pegawai kesehatan kerajaan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan, tanaman-tanaman obat tradisional dan kondisi alam yang dimiliki Indonesia. Juriaan Munich diminta untuk mengabadikan dengan dauguerreotype.
Sejak saat itu pihak belanda mulai menggunakan seni photography untuk mengambil berbagai informasi dan sebagai bahan untuk mengambil kebijakan. Dengan adanya kamera pada jaman itu, pihak Belanda tidak mengirim banyak tenaga untuk mengirim informasi, cukup dengan memfoto dan pegawai bisa mengirim hasil foto ke kerajaan Belanda. Fotopun bisa diambil oleh administratif kolonial, tentara dengan pangkat tinggi, misionaris atau pekerja yang ditugaskan langsung oleh kerajaan Belanda.
Kassian Cephas, Bapak Fotografi Indonesia
Kassian Cephas adalah anak seorang bangsawan Indonesia yang lahir di Kasultanan Yogyakarta pada 15 Februari 1844. Beliau mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di negeri Belanda. Hal ini terjadi karena beliau diangkat anak oleh pasangan Belanda Adrianus Schalk dan Eta Philipina Kreeft. Beliau mulai belajar fotografi sekitar tahun 1860-an dengan menjadi fotografer magang di Isidore Van Kinsbergen.
Karya beliau mulai dipublikasi untuk pertama kalinya saat membantu membuat foto untuk membantu seorang dokter bernama Isaac Groneman tahun 1888. Sejak saat itu, beliau banyak mendapat tugas untuk memotret kegiatan di keraton Yogyakarta. Bahkan, Kassian Cephas menjadi fotografer bagi Sri Sultan Hamengkubuwono VII dan VIII. Pembaca bisa melihat hasil karya Kassian Cephas di Bale Bang, Kraton Yogyakarta.
Munculnya Organisasi Fotograpfi Setelah Kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia ternyata memberikan pengaruh juga kepada kebebasan masyarakat untuk mendirikan organisasi fotography. Delapan tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1953, berderilah salah satu orgnisasi fotography pertama di Indonesia yang didirikan oleh Mayor R.M. Soelarko dengan nama Gabungan Perhimpunan Seni Foto Indonesia (Gaperfi).
Ternyata jauh sebelum itu, Perhimpunan Amatir Foto berdiri di Bandung, tanggal 15 Februari tahun 1946. Klub foto ini menjadi yang pertama dan tertua di Indonesia. Menariknya, tahun 1967, perhimpunan ini mencetak buletin untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang photography anggotanya.
Lembaga Fotografi Candra Naya yang berdiri tahun 1948 leih kearah aksi sosial di berbagai bidang, seperti pendidikan, donor darah dan bagi sembako. Lembaga ini termasuk penting karena menjadi salah satu organisasi yang membentuk Federasi Foto Nasional bersama PAF dan organisasi fotography lainnya.
Sejak setelah kemerdekaan sampai sekarang, seni photography di Indonesia tetap memiliki fungsi yang penting. Hal ini bisa dilihat dari sejarah perkembanan seni photography di Indonesia.